Senin, 02 November 2009

Film “sinetron” di Indonesia “cacad”

Kali ini saya akan sedikit mangkritik persinetronan di Indonesia yang saya nilai cacad.

Saya melihat perfilman di Indonesia tercinta ini agaknya kurang layak untuk ditonton karena sinetron-sinetron yang selama ini tampil dilayar kaca Indonesia tidak memiliki nilai moral, relevansi, dan tujuan yang jelas dalam pembuatan film nya. Selain karena tidak adanya tujuan yang jelas dalam pembuatan sinetron tersebut yang membuat cacad adalah kisahnya yang terlalu berbelit belit dan rumit kalau orang jawa timur menyebutnya “Mbulet ae” dan juga episode yang hingga beratus-ratus episode yang membuat sebagian penonton “Bosan”. Dan yang lebih buruk lagi dari persinetronan/pertelevisian di Indonesia jika salah satu televise swasta berhasil menampilkan sinetron yang memiliki rating bagus maka yang lain ikut-ikut kita ambil contohnya saja dulu tahun sekitar 2007-2008 di trans tv sukses dengan sinetron “legenda” maka di Tpi membuat sinetron yang sama dan televise-televisi swasta lainya meniru hal tersebut. Kemudian yang satu sukses dengan inbox yang lain bikin dahsyat, derings, kissvagansa, klik dan banyak lagi.

Kita lihat di rcti dan sctv mulai jam 7 sampai sekitar jam 10 diisai dengan sinetron senetron GJ (gak jelas),yang manohere lah, yang dewi lah, cinta dan anugerah lah, yang ini untuk itu lah, cinta fitri lah. Dan yang paling parah adalah indosiar menayngkan sinetron “inaya” sinetron apa itu kalau menurut saya itu adalah sinetron yang paling GJ, dan sinetron-sinetron yang mengunakan animasi-animasi yang masih terlihat kasar (amatir) meski saya sendiri ngak bisa bikin hehehe :mrgreen: seperti tarung dengan naga, tebang dengan motor, duh rasanya males banget kalau lihat yang kayak
begituan.
Kalau menurut saya seharusnya sinetron/film yang baik adalah film/sinetron yang bisa mengangkat harga diri bangsa ini di mata dunia setidaknya di mata malingsia. Ok sekarang kita lihat amerika, “kalau ada kata amerika maka kita berpikir, iya amerika Negara maju jangan samakan sama Indonesia” saya hanya mengambil contoh simpelnya saja, amerika sebenarnya kalah dalam perang Vietnam dari segi jatuhnya korban banyak tentara amerika yang tewas di Vietnam tapi apa? Mereka membuat suatu film yang berjudul “RAMBO” kita semua pasti tidak asing dengan film tersebut, film yang latar tempatnya banya mengambil latar di Vietnam waktu perang Vietnam, dalam film itu karakter Rambo lah yang menunjukan bahwa amerikalah yang menang dalam perang Vietnam, amerikalah yang lebih kuat dalam perang Vietnam padahal yang terjadi adalah sebaliknya.

Kenapa kok kita tidak bisa membuat film seperti itu padahal kita bisa bikin film “Merah Putih” yang saya pikir penggunaan efek di film tersebut sangat bagus. Setidaknya kita buat bahwa bangsa ini lebih baik bangsa ini lebih maju setidaknya dari malingsia di mata dunia. Bukannya membuat sinetron yang terus mingingatkan kita pada kelamnya penyiksaan orang malingsia terhadap perempuan Indonesia. Ambil contoh saja sinetron Manohara, saya tidak menyalahkan yang membuat sinetron tersebut tapi untuk tujuan apa sinetron tersebut??? Bukannya mengangkat harga diri perempuan Indonesia dimata mereka yang menyiksa, malahan, akan membuat harga diri perempuan bangsa ini jatuh.

Yang lebih parah baru-baru ini TPI menyiarkan film kartun Impor dari negeri Jiran “ ipin dan upin” apa itu tidak PARAH??? Memang orang Indonesia sudah Ngak bisa bikin film Kartun yang bagus apa??? Sampai impor film kartun, yang parahnya lagi film itu di impor dari malingsia, apa yang ada dipikiran mereka??? Padahal siswa-siswa smk jurusan multimedia kan juga bisa bikin film kartun. Ngak habis pikir saya! Padahal di negeri ini kita meneriakan ganyang malingsia tapi telivisi swasta kita impor film kartun dari malingsia….

Bagaimana? Apakah anda setuju kalau persinetronan/pertelevisian/perfilman di Negara kita cacad?

maaf jika artikel ini nantinya membuat anda tidak senang ataumenimbulkan kontrofersi :mrgreen:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

readbud - get paid to read and rate articles